Waktu
adalah sebuah konsep abstrak. Kita tidak dapat melihatnya, menyentuhnya atau
mengubahnya. Namun, kita sadar kalau itu ada dan selalu menyertai kita.
Tidak
seorang pun tahu secara rinci bagaimana cara menghitung waktu di jaman sebelum
sejarah, tapi bila kita membuka catatan masa lalu, kita seringkali menemukan
bahwa di setiap kebudayaan, beberapa orang sangat asyik menghitung dan merekam
perjalanan waktu dengan mengamati langit dan fenomena alam. Lebih dari 20.000 tahun
yang lalu di Eropa para "pemburu waktu" membuat guratan dan melubangi tongkat atau
tulang untuk menghitung hari dengan mengacu pada bentuk bulan.
Selama 5000 tahun yang lalu, orang
Mesir kuno membagi kalendernya ke dalam 365 hari. Mereka memperhatikan bahwa
setiap 365 hari bintang Sirius muncul di langit sebelum Matahari terbit.
Mereka juga tahu, pada saat yang sama
pula sungai Nil akan mengalami banjir. Setelah berlalunya banjir, para petani
membajak sawahnya dan menanam hasil panen. Mereka juga telah bisa membagi malam
berdasarkan kerja 12 bintang, bagi mereka bila bintang tertentu memperlihatkan
diri maka tahulah mereka kalau satu jam telah berlalu. Walaupun pada siang hari
bintang-bintang tidak terlihat mereka memutuskan untuk membagi siang hari
menjadi 12 jam juga.
Berbeda
dengan orang Mesir Kuno, 5000 tahun yang lalu bangsa Sumeria di bukit
Tigris-Eufrat, yang sekarang dikenal dengan nama Irak memiliki kalender yang
membagi tahun menjadi 30 hari tiap bulannya, membagi hari menjadi 12 periode (tiap
periode bisa disamakan dengan 2 jam untuk perhitungan jam kita) dan membagi
periode ke dalam 30 bagian (tiap bagian bisa disamakan dengan 4 menit). Sedanngkan
bangsa Babilonia 4000 tahun yang lalu menggunakan peredaran bulan mengelilingi
bumi dalam membuat kalender. Mereka membagi setahun menjadi 12 bulan yang
jumlah hari tiap bulannya ada yang 29 hari dan 30 hari dengan jumlah hari dalam
setahun 354 hari. Lain lagi dengan bangsa Maya mereka tidak hanya menyandarkan
pada matahari dan bulan tetapi juga venus. Mereka menetapkan 365 hari setahun
dan juga 260 hari.
Alat
Penunjuk Waktu (Jam) Orang Mesir
Bangsa Sumeria menghilang sebelum pengetahuan tentang
pembuatan jam sampai pada mereka, tetapi bangsa Mesir malah mampu membagi waktu
seperti pembagian pada jam kita saat ini. Hebatkan?. Mereka membuat alat penunjuk waktu dengan menggunakan bantuan sinar Matahari. Penemuan
mereka itu digunakan sejak 4000 tahun yang lalu dan tercatat sebagai penemuan
alat penunjuk waktu pertama dalam sejarah. Pergerakan bayangan yang terbentuk
pada jam orang Mesir tersebut membantu manusia untuk membagi hari ke dalam pagi
dan sore. Perjalanan waktunya ditunjukkan oleh pergerakan bayangan yang berada
di atas skalanya.
Tapi bagaimana kalau hari sedang mendung dan Matahari tidak bersinar (malam
hari)?. Dapatkah mereka menghitung waktu?. Bangsa
Mesir memang cerdik, mereka tidak kehabisan akal untuk mencari tahu jam berapa
sekarang meski hari sedang mendung. Mereka kemudian menciptakan jam air yang
bisa digunakan saat mendung dan malam hari. Selama air memancar keluar dari
lubang pot, maka waktu bisa dibaca dengan penunjukkan level air (yang mengalami
penurunan). Jam air tertua ditemukan di makam raja Amenhotep I Mesir yang
terkubur 1500 sebelum Masehi.
Ternyata bukan bangsa Mesir saja yang menggunakan jam
air, bangsa Yunani juga. Jam air bangsa Yunani memiliki nama yang unik yaitu clepsydras. Bentuk clepsydras
bermacam-macam, ada yang berbentuk seperti mangkok silinder dengan lubang kecil
di dekat dasar potnya, yang permukaan bagian dalamnya diberi tanda (skala).
Tanda inilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat level air saat air keluar
dari pot. Ada juga clepsydras
yang terbuat dari logam. Model yang terakhir ini bahkan masih dipakai di Afrika
Utara pada abad 20.
Jam Lilin
Ditemukan sekitar 1000 tahun yang lalu. Tidak seperti
lilin-lilin yang kamu pakai untuk mainan, jam lilin memiliki skala pada
permukaan lilinnya. Ketika api membakar lilinnya kamu akan segera tahu berapa
banyak jam yang telah dilalui.
Jam Pendulum
Merupakan jam pertama yang bisa mengukur detik. Galileo menemukan konsep
jam pendulum, dia juga yang mempelajari gerak pendulum di awal tahun 1582. Dia
bahkan mampu membuat model jam pendulum, tapi ia tidak pernah sempat membuat
satu pun konstruksinya sebelum ajal menjemputnya di tahun 1671. Pada tahun 1956
Christian Huygens, seorang ilmuwan Belanda,
membuat jam pendulum yang pertama, namun jam bikinannya itu tidak tepat
dalam menghitung waktu, jam tersebut memiliki tingkat kesalahan 1 menit tiap
harinya. Jam pendulum mengalami perbaikan berulangkali supaya perhitungan
waktunya semakin tepat. Jam pendulum paling akurat yang ditemukan pada tahun
1889 oleh ilmuwan bernama Jam Siegmund Riefler.
Jam
Quartz Kristal
Dibuat pertama kali tahun 1929. Tidak seperti jam
pendulum, jam Quartz tidak memiliki roda gigi yang bisa mengganggu frekuensi regulernya sehingga mampu membaca waktu
secara lebih tepat. Jam ini bekerja berdasarkan pergerakan osilator
kristal-kristal bergetar untuk menghasilkan sinyal listrik yang memiliki
frekuensi yang tepat.
Jam
Atom
Digunakan oleh para ilmuwan untuk mengukur waktu dengan sangat tepat.
Tingkat keakurasiannya (ketepatannya) mencapai satu detik setiap 300.000 tahun.
Pertama kali dibuat pada tahun 1948. jam ini menggunakan frekuensi atom cesium
-133 yang berosilasi 9192631770 setiap detiknya.
No comments:
Post a Comment