Wednesday, June 20, 2012

Anak- Anak SkÜlahan 3: Segitiga Euclid dan Hukum Mekanika Yang Salah


“Siapa orang ini”, pikir Adam sembari berjalan bersama Yoga menuju kelasnya. Orang yang baru saja dia kenal kemarin. Masih memakai seragam putih biru diawal-awal SMA, dengan postur badan yang pendek. Hmm dia bahkan memasukkan bajunya kecelananya, culun banget deh. Tapi kenapa dia sudah berpikir sejauh itu? Sementara anak-anak seusianya masih senang berbicara tentang Game, Sepatu baru, atau bahkan terlibat dalam perkelahian gangster. “Akh, sudahlah”, pikir Adam. Sambil berusaha melupakan remang-remang masa lalunya.

Itulah tujuan dia sekolah di sekolah ini. Yang jauh dari sekolah lamanya, dan tidak harus bertemu dengan orang-orang yang dia kenal dulu. Menjalani hidup yang baru.

“Eh, ntar ngobrol-ngobrol masalah segitiga itu lagi yah. Kayaknya tadi kurang mudeng saya”, Kata Adam.

Yoga: “Ok”.

Kelas pun dimulai, masih tentang pengenalan dan orientasi dari kakak-kakak kelas yang luar biasa kreatif mengerjai adik-adik kelasnya.”Ah, tau lah, jalanin aja”, pikir Adam.

Di jam istirahat Adam melanjutkan pertanyaannya.

“Emang segitiga itu bisa dipakai macem-macem ya Ga, saya taunya cuma Phytagoras aja”, Tanya Adam.

Yoga:” Iya. Segitiga dan matematika itu bisa di bilang fondasi dari science. Orang-orang Yunani kuno dan kita sekarang punya satu kesamaan, yaitu mempunyai kemampuan untuk berfikir Abstrak atau “Reason”.  Mereka berfikir tentang Geometri untuk mendefinisikan jarak.  Euclid membuat dalil tentang geometri  yang disebut Euclid element”.

“Gampang aja kok, yang pertama buat garis lurus dari poin ke poin,

Yang kedua kita bisa membuat garis lurus itu sampai tak terhingga atau infinite



Lingkaran itu bisa di deskripsikan dengan center dan jarak garis lurus itu tadi.



Dan kalau ada 2 garis yang tegak lurus maka sudutnya pasti sama

Dari situ bisa diturunkan kalau ada dua lingkaran yang beseberangan pada titik centernya (A dan B). Maka titik pertemuan kedua lingkaran tersebut (C) akan terbentuk segitiga sama sisi AB=AC=BC.



Dalil ini dengan dalil phytagoras yang menyatakan kalau sebuah sebitiga punya sudut tegak lurus. Maka kuadrat dari dua sisi yang pendek dari segitiga tersebut sama dengan kuadrat dari sisi yang panjangnya      (c2 = a2 + b2).



Adam:” Wah jelimet ya, trus dipake untuk ngukur jarak gimana maksudnya?”

Yoga:”Misalnya untuk mengukur ketinggian satelit diluar angkasa, dua teleskop dari bumi bisa memberi kita sudut yang kita butuhkan untuk mengukur ketinggian tersebut".


Penentuan ketinggian satelit dengan segitiga

"Wow, sepertinya alam bekerja dengan rumus matematika ya Ga", kata Adam

Yoga:"Alangkah indahnya bila itu benar, tetapi semua hukum mekanika ini tidak berlaku dalam atom.Prinsip "Inertia" dan "Gaya" itu SALAH dalam dunia atom. Hukum Newton itu SALAH dalam dunia atom. Sepertinya alam tidak peduli dengan hukum-hukum mekanika, dia cuma melakukan apa yang dia inginkan."

Adam semakin bingung dengan kata-kata Yoga. "Jadi untuk apa semua ini dipelajari kalau itu salah", pikir Adam

Adam:" Wah, masa sih, itu seperti meruntuhkan dunia science dan fisika dong, pake apa kita mengetahui semua fenomena alam di sekitar kita."


Yoga:"engga, karena pondasi untuk sebuah hipotesa itu dibangun atas dasar eksperimen. Satu-satunya tes untuk  dari semua ide itu adalah eksperimen.Juga dibutuhkan imajenasi untuk menebak dan mengeneralisasi sesuatu yang indah, simple tetapi memiliki pola yang aneh seperti alam ini."


"Wow", Adam tak dapat lagi menahan perasaannya. serasa tak sabar untuk untuk menanyakan banyak hal pada Yoga. Dia semakin penasaran dengan siapa dia sedang bicara sekarang ini.



"Udah dulu ya, kayanya OSnya da mau mulai lagi tuh," kata Yoga.


"Ok", kata Adam sembari mengeluhkan nafas. 


Bersambung


sebelumnya                                                                                                                        lanjutannya









No comments: